- May 22, 2020
- Posted by: Admin
- Category: COVID-19
Kebosanan muncul pada sebagian keluarga di rumah saja karena
sifat pasif. Mengapa sebagian keluarga merasakan kebosanan hidup satu atap
bersama keluarga? Jawaban yang seringkali muncul adalah karena tidak memperoleh
atau tidak mendapatkan, atau tidak “menemukan” hal yang menarik perhatian yang
dirasa menyenangkan dalam kehidupan keluarga di rumah.
“Sehingga solusinya mudah jika tidak ingin
merasa bosan, yaitu ubah menjadi bersifat aktif. Kunci agar anggota keluarga
memiliki perilaku aktif tersebut berkaitan dengan “value atau nilai” tentang
keluarga. Seberapa penting keluarga bagi seseorang? Seberapa penting
terbangunnya ikatan keluarga antar anggotanya? Seberapa penting waktu
kebersamaan antar keluarga? Seberapa penting membangun suasana yang sehat dan
membahagiakan di keluarga,” ujar Prof Euis Sunarti, Guru Besar Bidang Ketahanan
dan Pemberdayaan Keluarga, IPB University sekaligus Ketua Penggiat Keluarga
(GiGa) Indonesia.
Jadi, bagaimana anggota keluarga mencari,
menggali, mengembangkan, menciptakan aktivitas yang menyenangkan dan atau yang
menarik perhatian dalam rutinitas kehidupan keluarga.
Menurut Prof. Euis Sunarti, ada delapan tips
mencegah kebosanan “dirumah_ aja” saat wabah COVID-19. Yakni ubah nilai dan
cara pandang. Jadikan kesempatan “dirumah aja” sebagai momen berharga untuk
keluarga menemukan jati dirinya, untuk tumbuh dan tumbuh dan berkembang. Kedua,
bangun kesadaran berharganya keluarga dan waktu kebersamaan keluarga. Ketiga,
perluas ruang dan irisan komunikasi antar anggota keluarga, sehingga banyak hal
yang bisa diceritakan, diobrolkan dan didiskusikan dalam keluarga.
“Bangun suasana keterbukaan antara anggota
keluarga dan lakukan hal-hal atau aktivitas yang meningkatkan kebersamaan.
Kelima periksa dan tambal bolong-bolong tugas perkembangan keluarga dan tugas
perkembangan setiap individu. Keenam, dorong minat dan hobi anggota keluarga
dan atau menumbuhkan kepeminatan baru seperti memfoto, memasak, menjahit,
buat desain grafis, buat menulis, berkebun, dan lain-lain,” ujarnya.
Selain itu, ekspresikan semangat, kesenangan,
kepuasan, dan kebahagiaan dalam mengerjakan rutinitas sehari-hari (menularkan
energi positif agar sabar bertahan bersama, walau ada situasi yang tidak menarik
dan menyenangkan). Berusaha mengembangkan humor, saling apresiasi dan
penerimaan terhadap aktivitas yang dilakukan anggota keluarga. “Hindari hal-hal
negatif seperti acuh-cuek, menyepelekan atau kritik berlebihan,” tandasnya.
Foto : freepik.com