Psikolog Indonesia

FOMO

FOMO, singkatan dari “Fear of Missing Out” atau rasa takut ketinggalan, adalah fenomena psikologis yang ditandai oleh kecemasan atau kegelisahan karena merasa bahwa orang lain sedang memiliki pengalaman yang menyenangkan atau penting yang tidak dapat diakses oleh individu tersebut. FOMO sering kali terjadi dalam konteks media sosial, di mana individu sering melihat postingan atau gambar dari teman, keluarga, atau kenalan yang sedang melakukan aktivitas menarik atau menghadiri acara yang menyenangkan.

Gejala FOMO dapat mencakup kecemasan yang berlebihan, perasaan tidak puas atau tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri, serta tekanan internal untuk terus terlibat dalam berbagai aktivitas atau acara untuk menghindari merasa ketinggalan. Individu dengan FOMO mungkin merasa tergoda untuk selalu terhubung dengan media sosial, memeriksa ponsel mereka secara teratur, dan membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain secara terus-menerus.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan FOMO termasuk tekanan sosial untuk terlibat dalam aktivitas yang populer atau trendi, kebutuhan untuk merasa diakui atau diterima oleh orang lain, serta kurangnya rasa percaya diri atau kepuasan dengan kehidupan sendiri.

Penanganan FOMO melibatkan pendekatan yang komprehensif, yang mencakup pendidikan tentang kebiasaan penggunaan media sosial yang sehat, pengembangan keterampilan koping untuk mengatasi kecemasan dan perasaan tidak puas, serta perubahan pola pikir yang mendorong penerimaan diri sendiri dan penghargaan terhadap kehidupan mereka sendiri.

Penting juga untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan mengalokasikan waktu untuk kegiatan yang memberikan kepuasan dan pemenuhan secara pribadi. Mengembangkan hubungan sosial yang sehat di dunia nyata dan mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental juga dapat membantu individu dalam mengatasi FOMO dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Kesadaran akan dampak negatif FOMO dan upaya untuk mengembangkan kebiasaan yang sehat dalam menggunakan media sosial merupakan langkah penting dalam penanganan masalah ini. Dengan pendekatan terapeutik yang tepat dan dukungan yang tepat, individu yang mengalami FOMO dapat belajar mengelola gejalanya dan memulihkan keseimbangan dalam kehidupan mereka.