- November 2, 2020
- Posted by: Admin
- Category: KELUARGA
Dalam kurun waktu 50 tahun, terjadi perubahan yang besar tentang sosok ayah dalam keluarga. Dulu ada istilah “Ayah tahu yang terbaik”. Seiring waktu, berubah menjadi “Ayah tidak tahu apa-apa”. Lalu, berganti lagi menjadi “Siapa yang butuh ayah?”. Fenomena ini tentu memprihatinkan.
Akan tetapi, kini di Amerika Serikat (dan negara-negara lain) peran ayah telah berubah. Ayah di masa sekarang lebih bertanggung jawab dalam membesarkan buah hati. Ayah menjadi sosok yang banya berperan dalam mendidik dan mengasuh anak. Tak sedikit ayah yang terlibat penuh dalam setiap aspek kehidupan anaknya.
Istilah “ada untuk anak” bukan berarti sosok ayah hadir secara fisik semata. Akan tetapi, ayah berperan memenuhi kebutuhan psikologis, emosional dan sosial anak. Ya, peran ayah tak sekadar sebagai penyedia keuangan. Hasil studi tentang perilaku pengasuhan menyebutkan, ayah juga berfokus pada tanggung jawab pengasuhan dasar. Tentu bukan berarti pengasuhan dasar itu tak bisa dilakukan ibu. Ayah dan ibu bersinergi, saling mengisi peran sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang optimal.
Nah, berikut beberapa peran sang ayah dalam pengasuhan anak:
*Ayah Penyelesai Masalah yang Hebat
Ayah berperan membantu si buah hati mencari solusi atas kendala yang dihadapi sehari-hari. Misal, anak kesulitan mengerjakan PR, bagaimana memperbaiki sepeda, membuat ayunan di pohon dan sebagainya.
Hal yang dilakukan ayah:
-Mendampingi, mencari tahu kesulitan anak, dan mengajak menemukan solusinya.
-Memberi contoh bagaimana memecahkan masalah yang dihadapi.
-Mengajarkan cara mengambil keputusan dan menghadapi konsekuensi atas tindakan yang diambil.
Manfaat yang dipetik anak:
-Mandiri. Tak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah di kehidupannya.
-Belajar terbiasa mengambil keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab.
-Tak agresif dan lebih populer di kalangan teman sebaya dan guru di sekolah karena memiki kemampuan yang diajarkan ayahnya tersebut.
*Ayah Teman Bermain yang Seru
Penelitian menunjukkan, ayah cenderung mengajak bermain anak dengan beragam kegiatan fisik yang menguras energi.
Hal yang dilakukan ayah:
-Luangkan waktu untuk hanya fokus mengajak anak bermain. Misalnya, mengajak bermain bola, outbond atau permainan lain yang menantang dan seru yang membuat anak senang.
-Selalu cari aktivitas fisik yang bervariatif agar anak tak merasa jenuh dan bosan.
-Rencanakan kegiatan bermain apa yang ingin dilakukan bersama.
Manfaat yang dipetik anak:
-Mengasah kemampuan motorik, otot dan koordinasi tubuh.
-Belajar tentang aturan berperilaku, misalnya bergantian
-Belajar kemandirian dan otonomi sebagai tonggak utama pertumbuhan sosial dan emosial anak.
-Membuka “jendela dunia” sehingga diketahui apa pikiran, perasaan, harapan dan impian anak.
-Membangun mental anak, seperti rajin atau tak malas.
-Membangun interaksi yang baik dengan ayah.
Foto: freepik.com